Tempat Suci ini terletak di Pulau Serangan, Desa Serangan, Denpasar Selatan di Pulau Bali. Pura atau kahyangan ini dibangun oleh Mpu Kuturan atau Mpu Rajakretha bersamaan dengan pembangunan beberapa pura lainnya pada zaman pemerintahan raja suami-istri Sri Masula Masuli.
Dalam lontar Usana Bali antara lain disebutkan, Mpu Kuturan juga disebut Mpu Rajakretha. Ia membangun pura berdasar konsep yang dibawanya dari Majapahit (Jawa Timur), diterapkan di Bali seluruhnya. Mengenai bertahtanya Sri Masula Masuli di Bali dapat diketahui dari prasasti Desa Sading, Mengwi, Badung. Prasasti itu bertahun Icaka 1172 atau 1250 M.
Dalam lontar Usana Bali antara lain disebutkan, Mpu Kuturan juga disebut Mpu Rajakretha. Ia membangun pura berdasar konsep yang dibawanya dari Majapahit (Jawa Timur), diterapkan di Bali seluruhnya. Mengenai bertahtanya Sri Masula Masuli di Bali dapat diketahui dari prasasti Desa Sading, Mengwi, Badung. Prasasti itu bertahun Icaka 1172 atau 1250 M.
Sebagai tambahan, dalam sejarah Siwa Buddha di Bali, kata Sakenan berasal dari kata Sakyamuni, Sakyamuni adalah nama asli dari Sidartha Gautama dan puncak piodalan di Pura Sakenan jatuh pada Hari Raya Kuningan.
Purana Sakenan dalam pura dan puri artikelbudaya, juga dijelaskan Parahyangan Sakenan termasuk dalam Samudra Kerti, tempat memuja Sang Hyang Baruna atau Sang Hyang Sandhijaya penjaga ketenangan samudra dan dunia dari mala petaka dan kejahatan (bhuta kala).
Pemandangan menuju pulau sangat indah. Laut yang biru beriak tenang, hutan bakau yang rimbun menghijau. Burung Kokokan yang sedang bertengger di pohon bakau, atau tengah terbang rendah dipermukaan air. Ular laut pun membelit kayu dengan malas dengan kedamaian itu.
Dalam Purana juga dikisahkan arti penting Parahyangan Sakenan sebagai pusat kekuatan spiritual bagi raja-raja Bali dan Raja Jawa yang berkuasa dan dinasti yang berganti rupa selama beratus-ratus tahun di Bali. Tercatat, pada masa pemerintahan raja Udayana, putra dari wangsa Sri Kesari Warmadewa, Empu Kuturan disebutkan pernah melakukan upacara suci di Sakenan sekitar tahun 1005 masehi. Prabhu Udayana dan Empu Kuturan disebut penganut Budha Mahayana Sakyamuni.
Pada masa pemerintahan Sri Dalem Ktut Ngulasir dari kerajaan Gelgel, rakyat Serangan diperintahkan untuk membuat pemujaan Bhatara di tempat yang sebelumnya disucikan Empu Kuturan dan menamainya “Parahyangan Dalem Sakenan”. Sakenan, dari kata Sakyamuni yaitu ajaran Budha yang dianut oleh Empu Kuturan. Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong (1411 saka atau 1489 masehi) bersama Dang Hyang Nirartha disebutkan membangun pelinggih Sekar Kancing Gelung di Pura Sakenan.
Purana Sakenan dalam pura dan puri artikelbudaya, juga dijelaskan Parahyangan Sakenan termasuk dalam Samudra Kerti, tempat memuja Sang Hyang Baruna atau Sang Hyang Sandhijaya penjaga ketenangan samudra dan dunia dari mala petaka dan kejahatan (bhuta kala).
Pemandangan menuju pulau sangat indah. Laut yang biru beriak tenang, hutan bakau yang rimbun menghijau. Burung Kokokan yang sedang bertengger di pohon bakau, atau tengah terbang rendah dipermukaan air. Ular laut pun membelit kayu dengan malas dengan kedamaian itu.
Dalam Purana juga dikisahkan arti penting Parahyangan Sakenan sebagai pusat kekuatan spiritual bagi raja-raja Bali dan Raja Jawa yang berkuasa dan dinasti yang berganti rupa selama beratus-ratus tahun di Bali. Tercatat, pada masa pemerintahan raja Udayana, putra dari wangsa Sri Kesari Warmadewa, Empu Kuturan disebutkan pernah melakukan upacara suci di Sakenan sekitar tahun 1005 masehi. Prabhu Udayana dan Empu Kuturan disebut penganut Budha Mahayana Sakyamuni.
Pada masa pemerintahan Sri Dalem Ktut Ngulasir dari kerajaan Gelgel, rakyat Serangan diperintahkan untuk membuat pemujaan Bhatara di tempat yang sebelumnya disucikan Empu Kuturan dan menamainya “Parahyangan Dalem Sakenan”. Sakenan, dari kata Sakyamuni yaitu ajaran Budha yang dianut oleh Empu Kuturan. Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong (1411 saka atau 1489 masehi) bersama Dang Hyang Nirartha disebutkan membangun pelinggih Sekar Kancing Gelung di Pura Sakenan.
0 komentar:
Posting Komentar